Profil

H Imam Subandi, eks TKI Pendiri Lembaga Pendidikan

Siapa sangka, keberadaan SMK Mahardika Karangploso yang berdiri sejak tahun 2004 lalu bermula dari tangan dingin seorang mantan tenaga kerja asing (TKI), H Imam Subandi, yang lama merantau di luar negeri. Sosok pekerja keras ditambah kepedulian terhadap pendidikan dan kepekaan sosial seorang Imam Subandi ini lah yang diakui akhirnya mampu melahirkan pelayanan pendidikan SMK Mahardika termasuk Ponpes Babussalam Karangploso.
Ditemui KORAN PENDIDIKAN pekan lalu, Subandi membeberkan awal berdirinya SMK Mahardika ini. Mulanya, Imam ialah seorang TKI yang pernah bekerja di berbagai negara, seperti Brunai Darusalam, Singapura, Malasyia, dan beberapa negara lain tempat ia pernah bersinggah untuk waktu yang relatif lama. Ternyata, di luar negeri ia tidak bekerja semata, melainkan pula banyak memanfaatkan celah waktu untuk menimba ilmu dan menjadi guru ngaji di negeri orang.
Sekembali ke tanah air dengan memeroleh segudang pengalaman dan materi hasil kerja Imam Subandi lantas merintis sekolah kejuruan yang sampai kini tegak berdiri dan semakin berkembang. Pengalaman manajeral juga dimilikinya dengan pernah menjabat Dirut PT Anugerah Sumber Rejeki, sebuah perusahaan pengerah TKI, dan CV Ariska Interprize.
Kini SMK Mahardika memiliki dua jurusan, teknik mesin dan teknik informatika, dan pada tahun ajaran baru mendatang direncanakan akan menambah beberapa jurusan baru antara lain mesin sepeda motor, akuntansi, sekretaris, multimedia, animasi, broadcasting, dan RPL (Rekayasa Perangkat Lunak). Untuk mempersiapkan jurusan baru ini, kini beberapa sarpras telah dipenuhi seperti laboratorium komputer lengkap bantuan dari Gubernur Jatim. Akan segera dibangun pula tambahan ruang kelas baru sebanyak empat ruang, gabungan dua ruang hasil bantuan dari Depdiknas sebelumnya. Bahkan, dua ruang kelas baru telah dibangun dengan dana swadaya murni bantuan wali murid secara sukarela. Ada pula dana hasil makelaran mobil dan tanah. Maklum, selain menjabat kepala sekolah, Imam Subandi juga memiliki kerja sampingan yaitu sebagai seorang makelar.
Kemampuan makelaran Subandi semakin lengkap dengan dimilikinya kepekaan sosial yang tinggi. Dalam kiprah memberikan pelayanan pendidikan kejuruan, SMK Mahardika tetap peduli dengan anak yatim dan masyarakat tidak mampu. Dari sekitar 62 siswa yang dimiliki, 30 persen merupakan anak yatim dan kurang mampu yang dibebaskan dari segala pungutan biaya. Tidak hanya itu, bagi anak yatim dan kurang mampu ditampung di pondok pesantren Babussalam untuk menambah ilmu keagamaan bagi mereka.
“Pembiayaan operasional sekolah adalah “nggendong ngindit” (subsidi silang), artinya orang tua siswa mampu supaya membantu siswa yang tidak mampu,” kata Imam Subandi.
Yang lebih membanggakan, lanjutnya, sejak berdiri SMK Mahardika setiap tahun mampu meluluskan 100 persen pada ujian Nasional. Terbukti pula banyak lulusanya telah bekerja di berbagai perusahaan baik di dalam maupun luar negeri karena pihak sekolah telah bekerja sama dengan perusahaan di Malasyia dan Surabaya.
“Pembelajaran di SMK Mahardika dilakukan dengan pola kekeluargaan, antara murid dan guru tetap akrab sehingga segala permasalahan dapat dipecahkan bersama. Pola seperti inilah yang membuat suasana kegiatan belajar pembelajaran tetap menyenangkan sehingga siswa selalu menikmatinya,” urai Imam.
Read more "Profil..."
 
Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger

Great Morning ©  Copyright by smk mahardika | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks